Wednesday 7 March 2012

Gilad Atzmon adalah Musa Era Ini































Gilad Atzmon! Namanya menggambarkan siapa dia. Ya, dia seorang Yahudi tulen. Bahkan ia cucu dari tokoh sayap kanan organisasi teror Israel yang bernama "Irgun". Ia dikenal sebagai seorang musisi. Tepatnya, seorang peniup seksofon. Sudah 13 album yang ditelurkannya hingga saat ini.


Sejak awal, ia memang sangat berminat dengan isu politik. Ia mengikuti perjalanan konflik Israel dan Palestina. Sehingga, ia sangat tahu dan paham tentang konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.


Namun, sikap politiknya justru keluar dari mainstream. Walau terlahir sebagai seorang Yahudi tulen sekaligus cucu dari organisasi yang menghabisi rakyat Palestina pada tahun 1948, Gilad justru menjadi pembela rakyat Palestina. Bahkan, pembelaannya ini melebihi pembelaan orang Palestina itu sendiri. Jika ada orang, petinggi dan kelompok di Palestina yang menilai berdirinya dua negara (Israel dan Palestina) secara berdampingan adalah solusi bagi konflik di antara dua negara itu, namun tidak bagi Gilad. Bagi Gilad, solusi untuk konflik Israel dan Palestina adalah dengan berdirinya negara Palestina di tanah airnya yang telah dirampas oleh Zionis-Israel dan hengkangnya Israel –entah kemana- dari kawasan yang sejak 1948 dinamain 'negara' Israel itu. Solusi yang ia tawarkan justru solusi satu negara; berdirinya Palestina tanpa Israel. Sebab, bagi Gilad, dengan hengkangnya Israel, maka akan terciptalah negara Palestina merdeka yang di dalamnya warga Yahudi dan Palestina dapat hidup damai dalam iklim demokrasi yang sehat, persis seperti dulu saat imigran asing belum membanjiri tanah air Palestina. Karenanya, sebagaimana direkam oleh Ahmad Syafii Maarif (cendekiawan Muslim sekaligus mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah) dalam karya terbarunya yang berjudul "Gilad Atzmon; Catatan Kritikal tentang Palestina dan Masa Depan Zionisme", Gilad menyeru; "Hai Israel! Kalian sebenarnya hidup di atas tanah curian. Kalian lebih baik mulai berkemas karena waktu kalian telah habis. Kalian telah menguras kesabaran kami. Kami, rakyat Palestina, tidak mau kehilangan lagi". Karenanya, Dr. Kevin Barret menyebut Gilad sebagai "Musa era ini".


Meski tak searah dengan sebagaian besar masyarakat dunia yang mengandaikan solusi dua negara sebagai solusi konflik Israel-Palestina, namun bukan berarti pandangan dan seruan Gilad itu tak realities dan tak 'ilmiah'. Ia justru sangat paham dengan apa yang terjadi di antara dua negara itu. Ia seorang Yahudi dan kakeknya adalah anggota organisasi yang mendirikan Israel pada tahun 1948. Ia juga sangat aktif mengikuti perkembangan isu Israel-Palestina. Pandangan dan seruannya itu didasarkan pada fakta bahwa Israel takkan pernah berdamai dengan Palestina sampai negeri itu benar-benar dikuasainya seutuhnya. Sebab, katanya, Zionisme adalah ideologi rasis yang brutal. Dan itu terbukti dari tak seriusnya Israel dengan semua langkah damai yang telah beberapa kali digagas.


Suara pembelaan Gilad atas hak Palestina sangat nyaring terdengar di The Palestine Chronicle Online; sebuah mediaonline yang berkonsentrasi membicarakan isu Palestina untuk memperjuangkan negeri teraniaya itu. Ia adalah salah seorang yang mendapat 'berkah' dari berkembangnya internet. Sebab, dengan internet, berarti kita memiliki ruang terbuka untuk menyampaikan pendapat dan analisa kita. Dan itulah yang dilakukan Gilad. Ia berkampanye melalui internet untuk memperjuangkan rakyat Palestina. Selain melalui The Palestine Chronicle Online, kampanyenya juga dilakukan melalui website-nya di www.gilad.co.uk.


Salah satu poin penting dari sosok Gilad yakni bahwa ia semakin menyadarkan seluruh umat di dunia bahwa konflik Israel dan Palestina bukanlah konflik agama (Yahudi versus Islam) sebagaimana masih sering diasumsikan oleh banyak orang. Yang terjadi di sana adalah perampasan, brutalitas dan penjajahan yang di dasarkan atas egoisme rasialis. Karenanya, memperjuangkan Palestina menjadi tuntutan bagi siapa saja yang berkubu pada kemanusiaan. Apapun agama, ras dan negaranya! Karenanya, Buya Syafii Maarif merasa perlu dan penting untuk menulis dan mensosialisasikan sosok dan perjuangan Gilad kepada kita di Indonesia melalui karya terbarunya yang berjudul "Gilad Atzmon; Catatan Kritikal tentang Palestina dan Masa Depan Zionisme". Dan, karenanya pula, berbagai tokoh besar negeri ini, termasuk mantan Wakil Presiden Indonesia (Jusuf Kalla) turut menghadiri acara launching buku itu di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Senin malam (6/2/2012) kemarin. Buya dan semua tokoh itu berharap isu Palestina menjadi keprihatinan seluruh rakyat Indonesia. Sebab, kita adalah bangsa yang takkan pernah diam atas segala bentuk penindasan, penjajahan dan penodaan atas nilai-nilai kemanusiaan. [Husein/Mizan.com]  


Sumber: Mizan.com

No comments:

Post a Comment